Sekilas Tentang Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI)

Sekjen Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Mawardin Zega (Foto: Gabriel Hartanto ) Penulis: Mawardin Zega Banyak yang bertany...

Sekjen Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Mawardin Zega (Foto: Gabriel Hartanto)


Penulis: Mawardin Zega

Banyak yang bertanya tentang MUKI serta yang dilakukannya dan hubungannya dengan organisasi lain, selaku Sekjen saya menjelaskannya demikian:

Muki bersinergi dan bermitra dengan berbagai komponen organisasi atau dengan kata lain bermitra, artinya MUKI tidak sendirian dalam berjuang:

Dalam hal internal umat Kristen, MUKI bergabung dalam Forum Komunikasi Ormas Kristen atau FK-OK yang di dalamnya ada sekitar 26 Ormas Kristen termasuk API, BAMAGNAS, LUMBUNG YUSUF, PEWARNA, PERWAMKI, PCPI dan sejenisnya, para pimpinan ormas ini sering bertemu membahas hal-hal terkini dalam kaitan yang dilakukan oleh umat.

Dalam hal eksternal, MUKI bergabung dalam Forum Cinta Pancasila atau FCP yang di dalamnya sekitar 15 organisasi baik yang Kristen maupun yang non Kristen seperti Islam, Budha, Hindu, Katolik dan lainnya berjuang bersama melawan ketidakadilan dan ancaman radikalisme.

Dalam hal gereja termasuk hubungan dengan Aras di tingkat Nasional sudah selesai dan bermitra. MUKI diundang sebagai mitra oleh PGI disemua kegiatan baik di sidang MPL maupun di Sidang Raya di Sumba bulan November 2019 dan kegiatan lainnya di SAA Salatiga dan KGM di Manado serta MUKI memberikan pokok-pokok pemikirannya sebagai ormas Kristen.

Juga dengan aras lainnya, baik PGPI, PGPLII, Bala Keselamatan, Kristen Ortodok dan juga sedang bangun hubungan dengan Sinode Gereja agar kepentingan umat dapat tersalurkan.

MUKI memang tidak bersentuhan dengan kegiatan gereja seperti ibadah, pengajaran, perayaan hari keagamaan, KKR, itu domain gereja dan MUKI mendukung semua itu.

Forum-forum baik FKOK, ACP dan Aras Gereja, MUKI mau dan sudah berperan di dalamnya bergabung dan bermitra.




Kalau bicara memang mudah karena itu wacana, tetapi aktualisasi dan pembuktian bahwa organisasi MUKI bukan abal-abal itu penting. MUKI bukan organisasi yang hanya puluhan orang saja, hanya ada di Pusat, tidak, MUKI adalah organisasi besar yang berbasis anggota dan jumlahnya tidak sedikit.

MUKI sudah ada di 31 Provinsi walau belum semua siapkan portofolio sesuai undang-undang Ormas, MUKI juga ada di 210 Kab/Kota yang dilaporkan oleh DPW dan harus juga memenuhi portofolio.

Per bulan Juli 2019 Pengurus MUKI berjumlah 1947 orang dan terus bertambah. Jadi harusnya kita bangga punya organisasi MUKI yang diwakili oleh kita sebagai MAJELIS, karena sayang sekali kalau pengurusnya hanya tempel nama saja, apalagi kalau terus berwacana tentang program tanpa berbuat, omong besar tanpa kerja, banyak orang yang ingin berbuat dan bergabung dengan MUKI, mari beri kesempatan kepada mereka untuk bergabung, berbuat dan bukan berwacana.

MUKI juga sudah ada lembaga penunjang, antara lain LBH MUKI, KOPERASI MUKI, Media Publikasi yang meliputi: MUKI.OR.ID, YouTube MUKICHANNEL, SUARAUMAT.COM dan Tabloid SUARA UMAT. Mengelolanya tidak gampang dan bukan hanya semangat, ada biaya dan uang serta kesediaan mengabdi, semua pekerja di lembaga penunjang dan pengurus MUKI adalah relawan yang peduli MUKI.

LBH MUKI sedang menangani kasus kepentingan umat dan gereja termasuk yang di Jambi dan terbaru adalah penggelapan tanah gereja di Jakarta Barat, juga kalau Tuhan berkenan mau membantu Bapak Pdt. Matius Mangentang dalam PK dan pengajuan Grasi, tetapi masih dalam perbincangan untuk realisasinya sebab melibatkan lembaga. Semua itu kerja relawan dan itulah MUKI, bukan kata-kata, tetapi kerja nyata.

MUKI menggagas sekolah politik kebangsaan untuk pembinaan kader, bukan hanya internal anggota MUKI tapi untuk semua kalangan terutama warga gereja, sekolah politik agar kelak kita tidak gagu dan tidak buta politik. MUKI mendukung pendidikan sejenis, pengkaderan melalui pendidikan itu penting. Pemimpin saat ini adalah dihantar, dibina dan diciptakan salah satu diantaranya melalui SEKOLAH POLITIK KEBANGSAAN yang diselenggarakan oleh MUKI mulai tahun 2020. Walau MUKI bukan partai politik, tidak berafiliasi dengan partai politik apapun, tidak akan berubah menjadi partai politik, tetapi MUKI punya tanggung jawab membentuk dan menghasilkan kader-kader politik yang mumpuni untuk umat, bangsa dan negara.

MUKI juga telah kerjasama dengan dua STT, yaitu STT Setia dan STT Paulus. MUKI membantu menyediakan berbagai penelitian dan penanganan kasus jika dibutuhkan, termasuk kalau Tuhan berkenan juga kita mau ada pengabdian masyarakat (sebentuk donasi) untuk mahasiswa dan istitutnya sehingga ada bantuan yang bisa kita salurkan untuk mereka. Lahan sudah tersedia, apakah kita mau berbagi? Kata pepatah "Bersedekah tidak melarat."

MUKI juga sedang mempertimbangkan Uji Materi ke Mahkamah Agung tentang PMB atau SKB 2 Mentri dan ini pelu keberanian. Apakah disetujui oleh kalangan umat masih harus diperbincangkan. Juga banyak RUU yang perlu kita cermati, juga hal intoleransi, radikalisme dan faham ajaran yang bisa merusak keutuhan bangsa. Kita pasti mendukung kebijakan pemerintah yang membubarkan ormas yang merusak NKRI.

Dan semoga sebagai anggota MAJELIS yang terhormat dalam MAJELIS UMAT KRIATEN INDONESIA kita tidak berwacana tapi berbuat walau sedikit tetapi nyata.
Terima kasih untuk sahabat yang peduli MUKI dimanapun berada.

***

* Penulis adalah Sekjen DPP Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI)

COMMENTS

BEST MONTH