Benarkah Inggris berada di balik gerakan radikal Islam? Ini kata pengamat

Benarkah Inggris berada di balik eksistensi gerakan Islam radikal saat ini?

Benarkah Inggris berada di balik gerakan radikal Islam? Ini kata pengamat
Foto Ilustrasi Bendera Inggris. /Pixabay.

PANGKALPINANG, SUARAUMAT.com -
Anda mungkin kaget dengan informasi ini, bahwa ternyata pusat gerakan Hizbut Tahrir (HT) dunia ada di negeri Ratu Elizabeth alias negara Inggris.

Padahal kita semua tahu kalau Inggris itu tidak menerapkan sistem khilafah yang menjalankan semua sistem pemerintahannya sesuai syariat Islam.

Selain HT, pusat pergerakan Ikhwanul Muslimin (IM) dan Ahmadiyah juga berada di London Inggris, mengapa bisa?

Melansir Dutaislam.com yang memuat pernyataan seorang pengamat gerakan Islam radikal, Ayi Heriyansah. 

"Inggris saudara tua Amerika yang pernah menjadi negara super power. Inggris berusaha untuk mengembalikan dominasi Pax Britanica," ujar Ayi.

Ayi mengungkapkan alasan-alasan mengapa Inggris melindungi gerakan-gerakan radikal Islam yang di negeri asalnya saja sudah ditolak mentah-mentah.

BACA JUGA: Khilafah Hizbut Tahrir Indonesia dan Organisasi Teror Picu Lahirnya Perbudakan, Diskriminasi dan Hilangnya HAM

Menurutnya, Inggris memiliki kepentingan untuk membuat gerakan yang selama ini dilindungi sebagai cara untuk dijadikan kekuatan penyeimbang, oposisi atau pengacau bagi dominasi dan kepentingan rival utamanya, yakin Amerika Serikat.

Benarkah Inggris berada di balik gerakan radikal Islam? Ini kata pengamat
Propaganda khilafah picu kehancuran kemanusiaan dan peradaban. (Foto: Dok. Istimewa)

Namun, menurut eks ketua HTI Bangka Belitung itu, upaya Inggris terhalang oleh hegemoni Amerika Serikat. 

Oleh karena itu, untuk mensiasatinya, Inggris tidak secara terang-terangan menunjukkan rivalitasnya dengan Amerika Serikat.

"Inilah yang menjadi alasan markas HT, IM dan Ahmadiyah berada di London," jelasnya.

Dengan mengatasnamakan kepentingannya itu, Inggris mau mengizinkan organisasi atau gerakan Islam radikal bermarkas di London.

"Inggris menganggap atau melihat gerakan-gerakan atau organisasi Islam radikal tersebut bisa dijadikan sebagai proxy," pungkas Ayi.

(Editor: Kun)

COMMENTS

BEST MONTH